EdyPk Blog - Wajah Bripda Dyan Pusphitaloka Arthiandy, secantik namanya. Dara
manis kelahiran Maros 22 Juli 1987 ini bertugas di Sub Direktorat
Penegakan Hukum (Gakum) Ditlantas Polda Jateng. Tugasnya pun cukup
berat, memeriksa polisi lalu lintas yang melanggar kode etik.
“Jika dihadapi wanita, pria cenderung akan lebih mengerti dan menerima penjelasan karena faktanya proses pendekatan yang dilakukan sosok wanita berbeda dan sangat lain dengan pendekatan dan pemeriksaan yang dilakukan polisi laki-laki,” ujar Dyan.
Hal itu disampaikan dia di sela-sela peringatan hari Kartini bertajuk ‘Wanita Abad Ini’ di Mall Ciputra Kawasan Simpang Lima Kota Semarang, Jateng, Selasa (24/4). Dalam acara itu, Dyan pun ikut berlenggak-lenggok dalam balutan kebaya bersama para Polwan cantik lainnya.
Sikap disiplin dan tegas, diturunkan sang ayah yang merupakan anggota TNI AD. Ayahnya, Peltu M Subandi bertugas di Kodim Kota Solo, Jateng. Sementara ibunya, Enik Yuniarti, adalah ibu rumah tangga. Dari ibunya, Dyah belajar menjadi feminim dan lembut.
Menurut Dyan, emansipasi bukan berarti wanita harus meninggalkan kodratnya. Tugas dan pekerjaan tidak boleh membuat seorang ibu menelantarkan anak-anaknya. Sebagai wanita Dyan pun memimpikan memiki keluarga dan membesarkan anak-anak.
“Emansipasi bagi saya adalah kesetaraan antara pria dan wanita. Buktinya dengan pekerjaan dan bidang profesi saya, wanita tidak selalu menjadi obyek penderitaan pria. Saya selalu bekerja memeriksa berbagai bentuk kesalahan polisi pria. Namun di sisi lain saya tidak boleh melupakan kordrat saya yang nantinya harus melahirkan dan mengasuh anak saya kelak nanti,” kata dia.
Dyan mengaku sudah mempunyai calon suami yang juga seorang polisi. Saat ini sang arjuna berpangkat Briptu dan bertugas di Polresta Solo. Karena jaraknya jauh, Dyan pun mengandalkan kontak-kontak via telepon dan jejaring sosial.
“Pacar ada. Dia bisa mengerti pekerjaan saya yang tukang periksa pelanggaran polisi pria karena kita berprofesi sama-sama di polri. Walaupun jauh, tidak masalah karena kita masih bisa sering ketemu juga. Kuncinya kan ada di kepercayaan,” seloroh Briptu Dyan.
Profesi yang Dyan tekuni sebagai polisi yang memeriksa polisi pria membuktikan kini wanita sudah setara dan sejajar dengan pria. Namun, yang selalu menjadi pegangan dan prinsip hidupnya, jangan sampai seorang wanita lupa akan kodratnya.
“Wanita sekarang mandiri, karir tidak kalah dengan prestasi pria. Malah kadang wanita lebih memimpin dan mumpuni. Namun perlu diingat wanita tidak bisa melupakan kodratnya sebagai seorang pengasuh dan pendamping hidup laki-laki,” tutup Dyan yang hobi berenang ini.
sumber: merdekacom
“Jika dihadapi wanita, pria cenderung akan lebih mengerti dan menerima penjelasan karena faktanya proses pendekatan yang dilakukan sosok wanita berbeda dan sangat lain dengan pendekatan dan pemeriksaan yang dilakukan polisi laki-laki,” ujar Dyan.
Hal itu disampaikan dia di sela-sela peringatan hari Kartini bertajuk ‘Wanita Abad Ini’ di Mall Ciputra Kawasan Simpang Lima Kota Semarang, Jateng, Selasa (24/4). Dalam acara itu, Dyan pun ikut berlenggak-lenggok dalam balutan kebaya bersama para Polwan cantik lainnya.
Sikap disiplin dan tegas, diturunkan sang ayah yang merupakan anggota TNI AD. Ayahnya, Peltu M Subandi bertugas di Kodim Kota Solo, Jateng. Sementara ibunya, Enik Yuniarti, adalah ibu rumah tangga. Dari ibunya, Dyah belajar menjadi feminim dan lembut.
Menurut Dyan, emansipasi bukan berarti wanita harus meninggalkan kodratnya. Tugas dan pekerjaan tidak boleh membuat seorang ibu menelantarkan anak-anaknya. Sebagai wanita Dyan pun memimpikan memiki keluarga dan membesarkan anak-anak.
“Emansipasi bagi saya adalah kesetaraan antara pria dan wanita. Buktinya dengan pekerjaan dan bidang profesi saya, wanita tidak selalu menjadi obyek penderitaan pria. Saya selalu bekerja memeriksa berbagai bentuk kesalahan polisi pria. Namun di sisi lain saya tidak boleh melupakan kordrat saya yang nantinya harus melahirkan dan mengasuh anak saya kelak nanti,” kata dia.
Dyan mengaku sudah mempunyai calon suami yang juga seorang polisi. Saat ini sang arjuna berpangkat Briptu dan bertugas di Polresta Solo. Karena jaraknya jauh, Dyan pun mengandalkan kontak-kontak via telepon dan jejaring sosial.
“Pacar ada. Dia bisa mengerti pekerjaan saya yang tukang periksa pelanggaran polisi pria karena kita berprofesi sama-sama di polri. Walaupun jauh, tidak masalah karena kita masih bisa sering ketemu juga. Kuncinya kan ada di kepercayaan,” seloroh Briptu Dyan.
Profesi yang Dyan tekuni sebagai polisi yang memeriksa polisi pria membuktikan kini wanita sudah setara dan sejajar dengan pria. Namun, yang selalu menjadi pegangan dan prinsip hidupnya, jangan sampai seorang wanita lupa akan kodratnya.
“Wanita sekarang mandiri, karir tidak kalah dengan prestasi pria. Malah kadang wanita lebih memimpin dan mumpuni. Namun perlu diingat wanita tidak bisa melupakan kodratnya sebagai seorang pengasuh dan pendamping hidup laki-laki,” tutup Dyan yang hobi berenang ini.
sumber: merdekacom